Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara tetangga yang memiliki banyak kesamaan, baik dari segi budaya maupun sejarah. Namun, tak jarang terjadi klaim dari pihak Malaysia yang mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai milik mereka. Apa sajakah budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Mari kita ulas secara detail.
Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan seni pertunjukan tradisional Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2003. Sayangnya, pihak Malaysia juga mengklaim bahwa wayang kulit adalah bagian dari kebudayaan mereka. Hal ini tentu saja menuai kontroversi di antara kedua negara.
Batik
Batik juga merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang telah terkenal di seluruh dunia. Namun, pihak Malaysia juga mengklaim bahwa batik adalah milik mereka. Ada beberapa jenis batik yang juga diproduksi di Malaysia, namun tak dapat dipungkiri bahwa batik Indonesia memiliki ciri khas tersendiri.
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu. Alat musik ini telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2010. Namun, pihak Malaysia mengklaim bahwa angklung juga merupakan bagian dari kebudayaan mereka.
Reog Ponorogo
Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Namun, pihak Malaysia mengklaim bahwa reog juga berasal dari wilayah mereka. Meskipun terdapat persamaan antara reog Indonesia dan Malaysia, namun tak dapat dipungkiri bahwa reog Ponorogo memiliki ciri khas tersendiri.
Tari Pendet
Tari pendet adalah tarian tradisional Bali yang menggambarkan keindahan alam dan adat istiadat Bali. Namun, pihak Malaysia juga mengklaim bahwa tari pendet adalah milik mereka. Hal ini tentu saja menuai kontroversi di antara kedua negara.
Kesimpulannya, banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh pihak Malaysia sebagai milik mereka. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan kebudayaan Malaysia. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai bangsa Indonesia untuk terus memperjuangkan dan melestarikan kebudayaan kita sendiri.